Selasa, 21 Desember 2010

Etika Komunikasi Massa

Latar Belakang

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper (lihat McQuail, 1987; Nurudin, 2003). Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audien-nya. Bitner (dalam Tubbs, 1996) menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate keeper dipengaruhi oleh: ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita.

1.1 Asal Usul Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki sejarah yang panjang. Pada mulanya masyarakat kuno menggunakan bahasa oral dan isyarat untuk berkomunikasi. Suku Indian menggunakan asap sebagai bahasa isyarat untuk berkomunikasi dalam jarak yang jauh, masyarakat muslim tradisional di Indonesia memakai bedug untuk mengabarkan datangnya waktu sholat dan serombongan anak remaja sering berkeliling kampung di saat Bulan Ramadhan dengan beraneka alat musik sederhana, seperti kentongan dan galon air mineral untuk membangunkan masyarakat tatkala waktu sahur datang. Namun, bukan berarti di era modern ini komunikasi massa yang sederhana ini sudah hilang dari peradaban. Di pedesaan, kentongan masih digunakan untuk memanggil warga desa jika ada pertemuan di balai desa atau jika terjadi ada bencana alam.

Penemuan tekonologi komunikasi yang semakin modern, membuat teori komunikasi massa menjadi semakin signifikan dalam kehidupan manusia. Internet, komputer, satelit dan telepon genggam adalah beberapa perkakas komunikasi massa yang banyak digunakan masyarakat modern baik secara langsung maupun tidak langsung. Memang kita tidak pernah secara langsung bersinggungan dengan satelit, namun ketika kita menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi, secara tidak langsung kita memanfaatkan fasilitas satelit yang berada jauh di antariksa. Dewasa ini akses internet tidak lagi terbatas pada wilayah yang terjangkau jaringan telepon, namun cukup dengan komputer, modem dan telepon genggam yang dilayani operator yang memberi fasilitas akses internet maka kita tinggal klik. Bahkan dengan PDA (Personal Digital Assistant), hanya dengan komputer mini yang sudah dilengkapi fasilitas teknologi seluler, kita dapat mengakses semua informasi via internet. Publikasi berita juga tidak perlu lagi melalui alur yang kompleks, dari peliputan sampai distribusi, namun satu orang saja sudah mampu melakukan publikasi berita melalui situs pribadi di internet.

Kajian komunikasi massa tentu saja selalu berhubungan dengan perkembangan komunikasi massa, karena itulah komunikasi massa menjadi kajian dari ilmu komunikasi yang paling menarik. Sebab utama yang menjadikan kajian komunikasi massa menjadi kajian yang selalu menarik adalah perkembangan media massa yang mengalami perkembangan pesat dewasa ini serta semakin tergantungnya manusia dengan keberadaan media massa.

1.2 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalaui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun, komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, sepeerti rapat akbar di lapangan luas, dihadiri oleh orang banyak, ratusan bahkan ribuan orang, namun bila tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah komunikasi massa. Pengertian komunikasi massa (Mass Communication) secara umum adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat

1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa awalnya di cetuskan oleh Laswell pada tahun 1948. Tokoh ilmu Komunikasi yang mendalami Komunikasi Politik ini menyebutkan, fungsi komunikasi massa secara umum adalah untuk pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan transmisi warisan sosial. Wright (1960) menyebutkan fungsi komunikasi massa berguna untuk menghibur. Mandelson berpendapat lain, dia menyebutkan fungsi komunikasi massa dalam hal untuk menghibur akan berpengaruh terhadap trasmisi budaya dan menjauhkan kerapuhan masyarakat. Sedangkan menurut Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :

1. Fungsi Informasi, Media massa merupakan penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Khalayak sebagai mahluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.

2. Fungsi Pendidikan, media massa banyak menyajikan hal-hal yang menididik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media mssa adalah pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Dengan melalui drama, cerita, diskusi atau artikel.

3. Fungsi Mempengaruhi, secara implicit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dsb. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan oleh televisi, ataupun surat kabar.

Begitu banyak fungsi dan kegunaan media massa bagi manusia. Itulah sebabnya mengapa banyak oran-orang yang menggunakan media massa, bahkan tak lepas dari media massa sebagai bagian dari kehidupannya. Beberapa contoh alasan orang menggunakan media massa adalah karena ingin belajar, media member orang banyak ide-ide, media merupakan hiburan bagi saya, dll.

1.4 Bentuk-bentuk Media Massa

a. Surat Kabar

Menurut Agee (et. al) secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah (1) to inform (menginformasikan kepada secara obejektif tentang apa yang terjadi di dalam satu komunitas, Negara dan dunia. (2) to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya dalam fokus berita), (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media. Sedangkan fungsi sekundernya yaitu (1) untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan dalam kondisi-kondisi tertentu.(2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-ceriat khusus, (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

b. Majalah

Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum), (2) Business Publication (majalah bisnis), (3) Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah) (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala), (5) Public Relation Magazines (majalah humas).

c. Radio Siaran

Jaringan radio siaran, menggunakan jaringan telepon, tetapi sekarang memakai jaringan maya (cyber). Semua program jaringan ditranmisikan oleh satelit. Adanya perubahan transimisi satelit ini telah membuka pintu-pintu sejumlah perusahaan sindikat radio siaran yang banyak memiliki jaringan, dan memasok program-program khusus kepada pelanggan mereka.

d. Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Sedikitnya ada lima metode penyampaian program televise yang telah dikembangkan :

§ Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV).

§ Cable. Program disampaikan melaului satelit ke system kabel lokal, kemudian didistrbusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, sistem cable standard dibakukan tahun 1990-an.

§ Digital cable. Ini bagian dari information super highway. Dahulu sistem kabel lokal dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah yang besar menggunakan kabel kuno.

§ Wireless cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan ang menggunaka transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kabel ini di bawah tanah.

§ Direct Broadcast Satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelit langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inch ditaruh di atap rumah atau di Indonesia dikebnal dengna antenna parabola.

e. Film

Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominasi dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi, dan film video laser setiap minggunya.Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataanya adalah bentuk karya seni, industri film, adalah bisnis yang menguntunngkan, kadang-kadang menjasi mesin uang, demi uang keluar dari kaidah artistik film itu sendiri.

f. Komputer dan Internet

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk menmgakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras computer yang mahal. Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari kisi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

1.5 Etika Komunikasi Massa

Hak untuk berkomunikasi di ruang publik merupakan hak yang paling mendasar. Jika hak itu tidak dijamin akan memberi kebebasan berpikir sehingga tidak mungkin bisa ada otonomi manusia. Hak untuk berkomunikasi di ruang publik ini idak bisa dilepaskan dari otonomi demokrasi yang didasarkan pada kebebasan untuk berekspresi (B. Libois, 2002: 19). Jadi, untuk menjamin otonomi demokrasi ini hanya mungkin apabila hak untuk berkomunikasi di publik dihormati. Etika komunikasi merupakan bagian dari upaya untuk menjamin otonomi demokrasi tersebut. Etika komunikasi tidak hanya berhenti pada masalah prilaku aktor komunikasi (wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi). Etika komunikasi berhubungan juga dengan praktek institusi, hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan ekonomi. Lebih dari itu, etika komunikasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah, yaitu antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab terhadap pelayanan publik itu.

1.6 Pengertian Etika Komunikasi Massa

Sobur (2001) menyebutkan etika pers atau etika komunikasi massa adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain, etika pers adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan etika seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese, dalam Nurudin (2003), yaitu: 1) Tanggung Jawab 2) Kebebasan Pers 3) Masalah Etis 4) Ketepatan dan Objektivitas 5) Tindakan Adil untuk Semua Orang. Ada beberapa rumusan sederhana yang dirangkum dari beberapa pendapat pakar komunikasi mengenai etika dalam komunikasi massa, yaitu :

a) Berkaitan dengan informasi yang benar dan jujur sesuai fakta sesungguhnya.

b) Berlaku adil dalam menyajikan informasi, tidak memihak salah satu golongan.

c) Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari kata-kata provokatif.

d) Hindari gambar-gambar yang seronok.

1.7 Pentingnya Etika Komunikasi Massa

Dalam menjalani pekerjaan di bidang komunikasi massa, seseorang haruslah tunduk kepada etika dan norma yang berlaku. Persoalan etika menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Masalah etika ini termasuk ke dalam peliputan yang berlebihan terhadap suatu peristiwa atau orang. Melebih-lebihkan sebuah berita untuk membuatnya lebih sensasional jelas merupakan pelanggaran etika. Wartawan mudah tergoda untuk memperuncing fakta-fakta dengan menghilangkan sebuah frase dari sebuah kutipan, memfokuskan suatu detail yang kecil tetapi menyentil, atau dengan memancing kutipan-kutipan yang provokatif, yang semuanya bertujuan bukan untuk menyatakan kebenaran melainkan semata untuk menarik perhatian. Sebagai batasan, dikemukakan oleh Mochtar Lubis yang mengartikan etika (etos) secara luas yakni dalam maknanya sebagai suatu sistem tata nilai moral, tanggung jawab dan kewajiban. Jadi etika merupakan suatu perilaku yang mencerminkan itikad baik untuk melakukan suatu tugas dengan kesadaran, kebebasan yang dilandasi kemampuan. Beberapa aspek moral atau etika yang terkandung dalam prinsip-prinsip jurnalistik antara lain: kejujuran, ketepatan/ketelitian, tanggung jawab, dan kritik konstruktif.

Dalam perspektif komunikasi, pembahasan tentang pengertian etika komunikasi akan dititikberatkan pada pengertian tentang etika itu sendiri. Untuk mengukur kualitas etika yang baik, dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis berkomunikasi itu sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku. Dalam konteks komunikasi, maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma setempat. Berkomunikasi yang baik menurut norma agama berarti harus sesuai dengan norma agama yang dianut. Jadi kaitan antara nilai etis dengan norma yang berlaku sangat erat. Pertimbangan etis bukan hanya di antara baik dan buruk, juga bukan di antara baik dan baik. Etika juga harus merujuk kepada patokan nilai, standar benar dan salah. Kita berhadapan dengan masalah etika kapan saja kita harus melakukan tindakan yang sangat mempengaruhi orang lain. Tindakan itu bukan tindakan terpaksa. Pada diri kita ada kebebasan untuk memilih cara dan tujuan berdasarkan patokan yang kita yakini. Patokan itu dapat bersumber pada lebel budaya, filsafat dan agama. Sebagian orang bahkan tidak mau merujuk kepada patokan secara ketat. Menurut mereka patokan itu bisa saja menyesatkan secara etis pada situasi tertentu.

Dalam pengertian yang agak sempit, etika sering dipahami sebagai hal-hal yang bersifat evaluatif, menilai baik dan buruk. Tetapi, etika dapat dipahami secara lebih luas, bukan sekedar etis dalam pengertian faktor-faktor evaluatif memberikan penilaiani, tetapi juga mengandung pengertian etos, yakni hal-hal yang bersifat motivatif (mendorong). Dalam hal etika komunikasi, bagaimana aturan main berkomunikasi, yaitu tatacara berkomunikasi antar manusia khususnya komunikasi massa.

Kesimpulan

Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Bukti sederhana terjadi pada seorang remaja lelaki yang mengenakan kacamata yang dipakai oleh aktor dalam tayangan sebuah film di televisi. Media massa membentuk opini public untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi, dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan pentingdalam trnasmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

Saran
Kemampuan bernegosiasi memerlukan manajemen diri dan komunikasi yang baik agar dapat mengetahui motif, pilihan, alternatif, kepribadian, pengaruh terhadap pengambilan keputusan dan interaksi terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga dapat memiliki gaya komunikasi yang baik.

SUMBER :

1. http://blog.beswandjarum.com/aghniafasza/?p=28

2. http://indahmanggaga.blogspot.com/2010/04/komunikasi-massa.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar